Malang_Jika
mbah tedjo mengatakan bahwa kebenaran itu tak pernah ada. Adakah yang
mengatakan bahwa kebebasan itu tak pernah ada?, Kata bebas dalam perspektif
Islam banyak yang meng “Versikan”. Sehingga sedikit bingung ketika menyimpulkan
makna dari sebuah kebebasan. Jika ada yang mengatakan bahwa kebebasan itu
muncul tergantung dari konteksnya. Berarti kebebasan itu memang tak pernah
ada?, berarti kebebasan dibatasi oleh konteks-konteks tertentu, simpulannya
sederhana saja ketika dalam satu konteks ada sebuah kebebasan, namun dikonteks
yang lain tidak ada kebebasan, berarti kebebasan yang hakiki memang tidak
pernah ada?.
Kebebasan Dalam Konsep Islam
Menurut
Syekh Muhammad Naquib Al-Attas kebebasan manusia dapat dilacak sejak terjadinya
perjanjian Primordial yang diteken oleh
setiap individu dihadapan sang pencipta.yang isinya adalah pengakuan seorang
hamba akan rububiyah Allah semata atas dirinya dan semua alam isi perjanjian
tersebut dimuat dalam al-qur’an, Surat Al-A’raf, 172.
Dan Ingatlah ketika tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah aku ini tuhanmu?
Mereka menjawab “Benar( Engkau tuhan kami), kami menjadi saksi (kami lakukan
yang sedemikian itu) agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan “ Sesungguhnya kami Bani adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(Keasaan Tuhan).
Dalam
Perjanjian Primordial tersebut sudah jelas saat itu manusia diberikan dua
pilihan antara mengakui dan tidak mengakui ketuhanan dari Allah SWT. Dalam
Islam kebebasan dikonsepkan dalam bentuk ikhtiar. Seseorang diberikan kebebasan
memilih yang baik, dalam hal ini agar tidak terjadi ketidakadilan. Konsep
Ikhtiar dengan memberikan kebebasan memilih yang paling baik tentu merupakan
konsep yang serta merta menuju sebuah kemaslahatan bagaiman seseorang bisa
memilih yang baik dan yang buruk.
Konsep Kebebasan Barat
Konsep
kebebasan yang ada dibarat adalah bertumpu pada Ilmu filsafat, dimana hukum
akal berlaku terhadap suatu pemberlakuan hukum alam, Grotius salah satu tokoh
pemikir rasionalitas mengatakan bahwa “manusia secara alamiah tidak saja
merupakan makhluk rasionalis, tapi juga merupakan makhluk Sosialtetapi sifat
rasionalnya lebih kuat, dari pemikiran tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa
Akal dalam hal ini menguasai “manusia”. Manusia ditentukan oleh akalnya lepas
dari konsep dan doktrin-doktrin ketuhanan. Konsep kebebasan yang berkembang
dibarat adalah konsep bebas yang tiada batas tanpa kekengan dari apapun
termasuk bebas dari konsep agama. Tuntutan bebas melakukan sesuatu untuk
mencapai suatu kebahagiaan.
Sangat
membingungkan ketika berbicara tentang kebebasan, namun menurut pendapat
penulis, kebebasan itu adalah hak setiap manusia, namun sebagai manusia yang
beragama tentu tidak semua kebebasan menggunakan sebuah rasionalitas, karena
hal yang membawa mmudhorot tidak perlu dirasionalisasikan, akan tetapi patut
dihindari bahkan dijauhi, kita mempunyai kebebasan, kebebasan berfikir,
kebebasan memilih, kebebasan berkehendak, kebebasan berpendapat, selama
kebebasan itu adalah kebaikan itu bukanlah sebuah penyimpangan.
BERGERAKLAH
SEBEBAS-BEBASNYA
BERFIKIR
SEBEBAS-BEBASNYA
SELAMA
ITU TIDAK MENYIMPANG DARI KONSEP BERGERAK MENUJU KEBAIKAN
SELAMA
ITU TIDAK MENYIMPANG DARI KONSEP BERFIKIR MENUJU KEBAIKAN
Kebebasan
Hakiki itu tak pernah ada
Kebebasan
itu seperti tujuan yang sedang dikejar
Adib Khairil Musthafa 17 Desember 2015