Oleh : Adib Khairi Musthafa
Lucu dan Memprihatinkan, kata yang pantas untuk
kondisi Kangayan hari ini , Kangayan adalah satu dari tiga kecamatan yang ada
di gugusan kepulauan kangean, bebicara
tentang kangayan tak lepas dari potensinya yang seakan tak tersentuh, contoh
kecil saja Potensi Wisata yang ad sepert: Sumber Olbhek, Pantai Pasir Putih
Bondat, Pantai Ujung Patapan, Pantai Batu Payung, Dermaga Terminal, Batu Unik
Kelamin(Dhilambhe), sama sekali tak mendapat perhatian pemerintah setempat,
mereka seperti tutup mata akan hal tersebut, jangankan memberi perhatian akan
hal tersebut tingkat kesejahteraan mereka masih jauh dari kata sejahtera, mata
pencaharian masyarakat kangayan adalah 30% Nelayan, 30% tani, 30%pedagang dan
10% tenaga pendidik. Nelayan di kecamatan kangayan adalah salah satu nelayan
yang paling banyak menghasilkan ikan, tani di kecamatan kangayanpun sudah
banyak menghasilkan hasil tanaman-tanaman yang sudah di kirim ke kecamatan
lain. Pedagang nyapun sudah banyak yang sibuk dengan kegiatan dagangan mereka
dan sudah bisa dikatakan sukses, tenaga pendidik tak perlu diragukan setidaknya
lembaga yang ada dikecamatan kangayan “hampir” lebih banyak daripada anak
didiknya sendiri, hal itu berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada dilapangan,
sekelas kecamatan yang kantornya gelap
dimalam hari, pegawainya yang hanya segelintir saja terlihat bertugas, minim
akan program, minim pembangunan, entah konspirasi seperti apa yang ada dalam
birokrasinya, seperti asing ketika harus semuanya disalahkan pada para penghuni
birokrasi itu,
Kangayan hari ini, seiring dengan proses mulai bisa
dirasakan beberapa perubahannya, salah satunya dengan adanya pendirian tower
pada tahun 2014 silam, tapi tentunya usaha menrubah buruk menjadi baik dan yang
baik menjadi lebih baik selalu di harapkan masyarakat, kangayan memiliki banyak
sekali tokoh-tokoh yang sebenarnya berpengaruh dalam hal cita-cita
kesejahteraan yang selalu diimpikan itu, namun hanya segelintir saja yang
peduli tak sedikit dari mereka yang mempunyai rasa “Aapatis” dengan lingkungan
sekitar mereka, ada banyak jalan yang ditempuh dalam mewujudkan cita-cita
tersebut namun juga tak sedikit yang seakan “Salah Jalan” mereka mempunyai
nniat baik mengatasnamakan hak rakyat dan mewujudkan kesejahteraan tapi malah
seperti menambah kesengsaaan saja, tak lebih seperti “Sampah Masyarakat saja”. Ada
juga beberapa diantara mereka yang mengatasnamakan rakyat hanya demi
kepentingan kelompok mereka yang akhirnya berujung pada kepentingan perut saja.
Sangat disayangkan ketika tokoh yang diharapkan mampu membawa perubahan malah
membawa kesengsaraan. Masalah yang
sebenarnya sering muncul dalam masyarakat kangayan hari ini adalah rentan akan “Kepentingan”
satu tokoh rela menjatuhkan tokoh yang lain hanya karena “Kepentingan Pribadi”,
saling membunuh Figur rela dilakukan dengan mengatasnamakan hak rakyat, sangat memilukan.
Kangayan hari ini, masih belum pantas dikritik secara
“Berlebihan” terlalu dini melakukan hal tersebut, kita bukan seperti kabupaten,
analoginya untuk apa seseorang berinvestasi ketika didalamnya saja masih
terjadi krisis kepercayaan” . Tokoh yang terlalu “Gengsi” mengakui ketika
melihat yang ada. Itu sebenarnya tak pantas dikatakan pembawa perjuangan.
Sebagai kaum yang juga mempunyai cita-cita besar
memajukan daerah mari ikut serta mengawal apa yang dilakukan pemerintah kita,
berfikir kritis, tidak gegabah, lawan ketika itu patut dilawan, dukung ketika
itu patut didukung selam itu untuk kepentingan masyarakat banyak.
Wassalam......
Malang 6 Februari 2016